Kamis, 12 November 2015

laporan farmasi TETES MATA Na SULFACETAMID

TETES MATA Na SULFACETAMID
A.    TUJUAN
Agar mahasiswa dapat memahami dan mampu membuat tetes mata Na Sulfacetamid
B.     DASAR TEORI
Obat mata adalah tetes mata, salap mata, pencuci mata dan beberapa bentuk pemakaian yang khusus serta inserte sebagai bentuk depo, yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka. Obat mata digunakan untuk menghasilkan efek diagnostik dan terapetik lokal, dan yang lain untuk merealisasikan kerja farmakologis, yang terjadi setelah berlangsungnya penetrasi bahan obat dalam jaringan yang
umumnya terdapat disekitar mata.Pada umumnya bersifat isotonis dan isohidris
Obat mata ini pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga macam :
1.      Obat cuci mata (collyria)
2.      Obat tetes mata (guttae opthalmicae)
3.      Salep mata
Pada dasranya sebagai obat mata biasanya dipakai :
1.  Bahan-bahan yang bersifat antiseptika (dapat memusnahkan kuman-kuman pada selaput lender mata), misalnya asam borat, protargol, kloramfenikol, basitrasina, dan sebagainya.
2.     Bahan-bahan yang bersifat mengecutkan selaput lender mata(adstringentia), misalnya seng sulfat.
Untuk pembuatan obat mata ini perlu diperhatikan mengenai kebersihannya, pH yang stabil, dan mempunyai tekanan osmose yang sama dengan tekanan osmose darah. Pada pembuatan obat cuci mata tak perlu disterilkan, sedangkan pada pembuatan obat tetes mata harus disterilkan. (Anief, 2000)
Guttae Ophthalmicae
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspense yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lender mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
Tetes mata harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan yaitu :
1.         Steril
2.         Sedapat mungkin isohidris
3.         Sedapat mungkin isotonis
Bila obatnya tidak tahan pemanasan, maka sterilitas dicapai dengan menggunakan pelarut steril, dilarutkan obatnya secara aseptis, dan menggunakan penambahan zat pengawet dan botol atau wadah yang steril. Isotonis dan pH yang dikehendaki diperoleh dengan menggunakan pelarut yang cocok.
Pelarut yang sering digunakan adalah :
1.   Larutan 2% Asam Borat (pH = 5)
2.   Larutan Boraks – Asam Borat (pH = 6,5)
3.   Larutan basa lemah Boraks – Asam Borat (pH = 8)
4.   Aquadestillata
5.   Larutan NaCl 0,9%
(Lachman, 1989)
Anatomi dan Fisiologi
Obat tetes mata yang digunakan harus diserap masuk ke dalam mata untuk dapat member wfwk. Larutan obat tetes mata segera campur dengan cairan lakrimal dan meluas di permukaan kornea dan konjungtiva, dan obatnya harus masuk melalui kornea menembus mata.
Mata terdiri dari kornea yang bening dan sclera yang tertutup oleh salut pelindung dan berserabut, berwarna putih, rapat, dan tidak ada saluran darah. Permukaan luas dari salut sclera terdapat membrane konjungtiva, membrane mukosa yang tipis ini merupakan exterior coating yang kontinu pada bagian yang putih dari mata dan aspek dalam dari penutup. Jaringan konjungtiva mengandung banyak glandula mukosa yang uniseluler dan berguna untuk pemeliharaan mata umumnya.
Jaringan ini mengandung banyak saluran darah dan terutama kaya akan saluran limfe. Saluran darah ini kolap, dan melebar bila ada iritasi oleh zat asing, infeksi mikrobial atau lainnya.
Obat yang menembus ke dalam konjungtiva, sebagian dihilangkan oleh aliran cairan melalui konjungtiva darah, sistem limfe.
Di bawah ini terletak sclera yang berserabut dan rapat. Bagian kornea merupakan jaringan vaskuler, transparan, dan sangat tipis.
Sel-sel epitel pada permukaannya mengandung komponen lipoid. Pada kornea ini banyak sekali urat syarat sensoris yang bebas dan berakhir antara sel-sel epitel dan permukaan. Karena itu sangat peka terhadap stimuli dan penjamahan. (Anief, 2000)

C.     ALAT DAN BAHAN
Alat:
Bahan :
Glassware
Na Sulfacematid
Timbangan
Asam Borat

Na tetra borat

Aqua destilata

HCl 0,1 N

NaOH 0,1 N

D.    CARA KERJA
1.      Formula
R/ tiap 10 ml mengandung:
Na Sulfacetamid   10%
Asam borat            150%
Na tetraborat         30mg
2.      Cara kerja
a)      Larutkan asam borat dan Na tetraborat dalam sebagian aquades
b)      Larutkan Na sulfacetamid kedalam sisa aquades, kemudian campurkan kedalam larutan I
c)      Sterilkan menurut cara B (dengan penambahan bakterisida)
d)     Masukkan wadah dan beri etiket
E.     PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami membuat tetes mata Na Sulfacetamid, tetes mata sendiri adalah suatu jenis sediaan obat mata, ada banyak sediaan obat mata selain tetes mata, ada penyegar mata dan salep mata
Tetes mata sendiri adalah sediaan steril berupa larutan atau suspense yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lender mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
Tetes mata harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan yaitu :
1.                  Steril
2.                  Sedapat mungkin isohidris
3.                  Harus pirogen
4.                  Sedapat mungkin isotonis
Suatu sediaan tetes mata harus pirogen dan steril karena mata merupakan organ yang sangat sensitive, jika suatu sediaan obat tidak steril dan mengandug pirogen maka akan menyebabkan rasa sakit dan membuat sakit pada tubuh (bukannya menyembuhkan malah menambah rasa sakit), pada pembuatan tetes mata ini teradapat formula atau resep yang digunakan.
Formula
R/tiap 10ml mengandung:
            Na sulfacetamid          10$
            Asam borat                  150 mg
            Na tetraborat               30 mg
PEMERIAN ZAT AKTIF
Na sulfacetamid
Nama : Sulfacetamidu Natricum
Rumus molekul : C8H9N2NaO3S.H2O
Berat molekul : 254,24
Organoleptis
Bentuk : Hablur atau serbuk hablur renik
Warna : Putih atau putih kekuningan
Bau : Tidak barbau
Rasa : Pahit
Kelarutan
Dalam air : Larut dalam 1,5 bagian
Dalam etanol 95% : Agak sukar larut
Dalam aseton : Agak sukar larut
Dosis lazim : 5 kali sehari dioleskan
pH : 8,0-9,5
Kestabilan
Jenis sterilisasi : Teknik aseptis dan sterilisasi akhir
Khasiat : Infeksi atau luka pada mata, konjungtiva akut, penunjang terapi trakoma, ulkus kornea, infeksi kelopak mata, mencegah infeksi sekunder akibat luka oleh benda asing
Efek samping : Reaksi alergi, super infeksi
Asam borat
Pemerian : Serbuk kristal putih, rasa agak pahit dan lama kelamaan rasa manis, berbau lemah.
Kelarutan : 1 bagian larut dalam 20 bagian air, 16 bagian alkohol, 4 bagian gliserol, sedikit larutan dalam minyak, praktis tidak larut dalam eter.
pH : 3,8 – 4,8
OTT : Polivinil alkohol dan tanin
Sterilisasi : Otoklaf atau Filtrasi.
Khasiat : Fungistatik, bakteriostatik lemah, mata merah berair, bengkak, gatal pada kelopak mata
Stabilitas : Pada suhu 100ºC akan kehilangan air dan pada suhu 140ºC akan berubah menjadi asam metabolik.   

           
            Pada penimbangannya dibuat 20 ml tetes mata dalam 3 flacon, penimbangannya 300 mg dan Na tetraborat 30 mg, untuk pembuatannya larutkan asam borat dan Na tetraborat kedalam   sebagian aquadest, disini asam borat dan Na tetraborat berfungsi sebagai pengawet pada tetes mata, kemudian larutkan Na sulfacetamid kedalam sisa aquadest tadi dan dilarutkan kedalam larutan pertama yang telah dibuat tadi (larutan asam borat dan Na tetraborat), kemudian larutan tadi disterilkan dengan cara B, macam-macam pembagian cara pensterilan
  Cara Sterilisasi Menurut Fl.ed.III
1.      Cara A (pemanasan secara basah : otoklaf pada suhu 115o-116o selama 30 menit)
2.      Cara B (dengan penambahan bakterisida)
3.      Cara C (dengan penyaring bakteri steril)
4.      Cara D (pemanasan kering; Oven pada suhu 150o selama satu jam dengan udara panas)
5.      Cara Aseptik

Setelah itu larutan dimasukkan kedalam 3 flacon dan ditutup rapat, setelah
itu diseal dan disterilkan menggunakan autoklaf selama 121 C selama 90
menit, setelah selesai pensterilan ke3 flacon dilakukan pengujian

1.      Uji pH
Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter atau kertas indikator universal.
2.      Uji Partikel
Diputar flacon di latarbelakang putih atau hitam. Diamati secara visual apakah ada partikel dalam sediaan tersebut.
3.      Uji Kejernihan
Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata.
4.      Uji keseragaman Volume
Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat keseragaman volume secara visual.
            Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sediaan, maka didapatkan bahwa sediaan yang didapat terkontaminasi, hal ini dibuktikan dengan warna larutan tetes mata yang seharusnya jernih menjadi ke jingga an, sebabnya adalah Na sulfacetamid yang rusak, dan didapatkan partikel-partikel asing yang melayang-melayang didalam flacon.
F.      KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini didapatkan bahwa sediaan yang dibuat mengalami kegagalan, hal ini karena sediaan berwarna jingga, disebabkan karena rusaknya sediaan Na sulfacetamid, sulfacetamid ini sendiri merupakan antibiotic broad spectrum, pengujian yang dilakukan adalah uji partikel dan kejernihan.
G.    DAFTAR PUSTAKA
ANIEF, Moh. Ilmu Meracik Obat, teori dan praktek. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000





0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkunjung