Minggu, 15 November 2015

laporan mikrobiologi dan parasitologi ENTOMOLOGI DAN MIKOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI                                 
ENTOMOLOGI dan MIKOLOGI



Disusun oleh :
Nama                                                          :  Khadijah k. Khusna
NIM                                                  :  M14.03.0004
Asisten dosen                                   : Tanti Rahayu                                                        


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MADANI
2015

ENTOMOLOGI dan MIKOLOGI
1.    TUJUAN
   Mempelajari ciri morfologi Arthropoda parasit terutama Ektoparasit (vektor) dari Kelas Insekta dan Penyakit yang ditularkan serta mempelajari morfologi fungi.
2.    LATAR BELAKANG
       Entomologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk serangga. Perkembangan entomologi modern telah membuka banyak rahasia tentang peran serta serangga dan angota-anggota artropoda lainnya dalam hubunganya dengan manusia dan hewan, serangga merupakan hewan yang paling sukses menempati berbagai kehidupan dan menjadi hewan yang terbesar dalam jumlah dan jenis spesies serta mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan.
     Nyamuk termasuk dalam jenis serangga dengan ordo diptera, serangga merupakankelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam"), nyamuk anopheles vector utama penyakit malaria sehingga nyamuk
anopheles sering disebut dengan nyamuk malaria. Dan salah satu cara untuk mengetahui apakah nyamuk tertentu dapat menularkan penyakit malaria perlu diadkan beberapa tes untuk menetuakan apakah didalam nyamuk tersebut terdapat plasmodium sebagai agent malaria atau tidak dengaqn cara melakukan pembedahan salifary gleen atau pembedahan salifa. Untuk mendukung program pemberantasan malaria perlu ddi adakanya penelitian tentang populasi nyamuk, karena itulah perlu adanya pembedahan ovarium sebgai upaya untuk mengetahui berapakah umur nyamuk dan populasi serta telah berapa kali nyamuk tersebut telah bertelur(andi,2013)
Arthropoda adalah hewan tak bertulang belakang yang memiliki tubuh beruas-ruas atau bersegmen dan kaki yang bersendi. Arthropoda berasal dari Bahasa Yunani, yaitu arthros (sendi atau ruas) dan podos (kaki). Ciri-ciri Filum Arthropoda antara lain :
Jumlah kaki mengalami modifikasi sesuai dengan kelasnya.
Memiliki rangka luar yang tersusun oleh kitin.
Tubuh simetri bilateral, bersegmen.
Memiliki perbedaan yang jelas antara caput, thorak, dan abdomen.
Beberapa bagian caput dapat bersatu.
Memiliki anggota gerak yang berpasangan dan juga bersegmen.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, Arthropoda diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu Crustacea, Myriapoda, Arachnida, dan Insecta.(anonim 1,2012)
       kata insekta, berasal dari bahasa latin,insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari filium Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yang merugikan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.(anonim 2,2008)
Kelas Insekta
Terdiri atas :
Ordo Diptera
Ordo Siphonaptera
Ordo Anoplura(ptiraptera)
Ordo Hemiptera
Ordo Orthoptera
Ordo Lepidoptera
Ordo Coleoptera
Ordo Hymenoptera

     Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang (Nurmaini,2001). Berikut jenis dan klasifikasi vektor yang dapat menularkan penyakit :
Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :
1. Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang
2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu
3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau
4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .
Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu diperhatikan dalam pengendalian adalah :
a. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat
·         Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
·         Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah
·         Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
b. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
·         Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes
c. Ordo Anophera yaitu kutu kepala
·         Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.(metana,2013)
      Kata mikologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata mykes yang berarti jamur dan logos yang berarti ilmu, jadi mikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan jamur. Banyak sekali sinonim dari jamur di antaranya cendawan, fungi, kapang danlapuk.
Umumnya jamur berukuran mikroskopis, oleh karena itu studi tentang jamur ini baru dimulai setelah penemuan mikroskop oleh Van Leeuwnhoek pada abab ke 17. Kemudian pada tahun 1729, Pier Antonio Micheli seorang botani berkebangsaan Italia mempuplikasikan sebuah buku yang berjudul Nova Plantarum Genera yang di antaranya berisikan penelitian tentang jamur, sehingga beliau mendapat kehormatan sebagai bapak pendiri ilmu pengetahuan tentang jamur yang dikenal dengan mikologi.
Sulit memberikan definisi yang tepat tentang jamur , karena organisme yang dianggap jamur sangat bervariasi dalam bentuk, sifat dan siklus hidupnya. Namun sekarang para ahli botani mencoba mendefinisikan jamur tersebut berdasarkan ciri-ciri umum yang dimilikinya. Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sejati) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatik atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filamen atau benang-benang bercabang (multisesuler), berkembang biak secara seksual dan aseksual, dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya.
Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mempunyai kemampuan untuk memproduksi makan sendiri atau dengan kata lain jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Oleh karena itu jamur memerlukan senyawa organik baik dari bahan organik mati maupun dari organisme hidup sehingga jamur dikatakan heterotrof. Jamur ini ada yang hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati seperti sisa-sisa hewan atau tumbuhan, dan dapat pula yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup.Jamur hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup dinamakan parasit.
Pada umumya jamur yang hidup sebagai saprofit menguntungkan bagi kehidupan manusia minsalnya sebagai dekomposer yang dapat menghancurkan sisa-sisa tumbuhan ataupun hewan yang berupa senyawa yang kompleks menjadi senyawa sederhana, dan kemudian dikembalikan ke dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Jamur saprofit juga penting dalam industri fermentasi minsalnya dalam pembuatan bir, roti, tempe, dan juga digunakan dalam memproduksi asam-asam organik, obat-obatan, vitamin, dan anti biotika seperti penisilin, ampisilin, griseovulfin. Selain itu jamur saprofit juga banyak yang dikonsumsi olah manusia minsalnya jamur merang, jamur tiram, jamur kuping.
Sedangkan jamur yang hidup sebagai parasit umumnya merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.Tapi tidak semua jamur yang berasosiasi dengan tumbuhan merugikan, tetapi ada yang menguntungkan bagi jamur dan tumbuhan. Hifa jamur membentuk organ khusus dengan akar tanaman yang dikenal dengan mikoriza. Belakangan ini jamur tidak hanya menjadi pemikiran bagi ahli jamur tetapi juga bagi ahli sitologi, ahli genetika dan biokimia yang menemukan bahwa jamur dapat menjadi alat penelitian penting dalam mempelajari biologi dasar. Hal ini disebabkan oleh jamur lebih cepat berkembang dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan.(yandriel,2011)
Ciri-ciri umum jamur adalah sebagai berikut.
1.    Eukariotik. Setiap sel jamur memiliki membran inti sehingga jamur sudah dapat dimasukkan dalam domain eukariotik. Coba kalian amati pohon filogeni dibawah ini.
2.     Tubuh tersusun atas hifa. Baca Selengkapnya tentang hifa jamur
3.     Produser spora. Untuk reproduksinya jamur menghasilkan spora.Terdapat berbagai macam spora jamur. Spora ini juga yang kadang menjadi dasar pengelompokan atau pengklasifikasian Kingdom Jamur.
4.    Dinding sel: kitin, selulosa. Baca selengkapnya tentang dinding sel jamur
5.    Umumnya tidak motil
6.    Tidak mempunyai klorofil
7.    Heterotrof
8.    Dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual
Jenis jamur penyebab penyakit           
richophyton
        Yang pertama adalah Trichophyton yang merupakan salah satu genus dermatofita yang paling umum menginfeksi manusia. T. rubrum adalah salah satu penyebab penyakit kulit gatal-gatal di area vital pria, di mana kulit yang keras dan bersisik tumbuh dan menimbulkan kegatalan ekstra (jock itch)dan juga penyebab dari kemerahan dan pengerasan di tumit dan sekitar tumit, kadang-kadang muncul juga retakan-retakan yang terlihat dramatis dan memalukan, mungkin agak gatal juga. Bengkakan yang terjadi tergolong ringan dan genus ini merupakan jenis yang bisa menular dari kontak dengan manusia, hewan, juga tanah. Anda bisa menyembuhkannya dengan obat yang mudah didapat, tetapi seringkali jamur muncul lagi. Trichophyton lebih sering muncul di cuaca yangagakdingin.
Microsporum
       Berikutnya adalah genus Microsporum. Genus ini adalah termasuk yang paling populer di samping Trichophyton. Microsporum terkenal suka menjadikan kulit, kuku, dan rambut sebagai habitatnya. Ada banyak spesies dari genus ini, yang paling terkenal adalah mungkin M. canis yang suka hidup di kucing dan anjing. Meski merupakan jamur yang seringkali menjadikan hewan sebagai inangnya, manusia bisa tertular dengan mudah. Jamur ini juga bisa menempel dari manusia lain dan dari tanah, tetapi paling sering manusia mendapatnya dari hewan. Jamur ini menyebabkan reaksi pembengkakan pada kulit manusia. Tentunya anda bisa merasa agak gatal dan mungkin sakit atau panas pada bengkakan itu. Tetapi bengkakan tersebut hanya berusia sebentar saja dan bisa hilangdengansendirinya.
Epidermophyton

    Yang ketiga adalah genus Epidermophyton. Genus ini memiliki hanya dua spesies dan dari dua itu, hanya satu yang menginfeksi manusia yaitu E. floccosum. Meski hanya memiliki satu spesies yang menginfeksi manusia, jamur ini ada di seluruh dunia. Jamur ini merupakan penyebab tinea pedis atau pengerasan di tumit beserta retak-retak, tinea curtis atau gatal dan munculnya kulit bersisik di area sekitar alat vital pria, tinea corporis atau ringworm di indonesia di sebut 
Penyakit Kurap area infeksi berbentuk lingkaran yang sangat gatal, onychomycosis atau infeksi kuku di mana kuku mengeras dan berubah warna serta berbau busuk. Untungnya jamur menyebalkan ini tidak menginfeksi rambut atautineacapitis.
Candida

     Genus berikutnya adalah Candida yang merupakan sebentuk ragi. Yang paling terkenal tentunya Candida albicans. Jamur ini tidak berbahaya, hanya kadang mengganggu saja. Jamur ini suka sekali kelembaban dan tempat yang basar. Seringkali jamur ini tumbuh di saluran pencernaan manusia. Kecuali sistem imun anda lemah, jamur ini tidak akan berbahaya. Ada 5 jenis spesies termasuk C. albicans, semuanya merupakan parasit. Candidiasis adalah penyakit di mana Candida menginfeksi kulit anda dan mengerosi lapisan terluar kulit menyebabkan bagian dalam kulit terlihat. Infeksi lebih sering terjadi jika anda obesitas atau anda mengidap AIDS. Bayi anda yang mengenakan popok mungkin terkena juga lho.
Malassezia
Yang terakhir adalah genus Malassezia. Fungi ini memiliki habitat asli di kulit manusia, benar-benar hidup di sana sebagai parasit sejati. Umumnya Malassezia tidak berbahaya dan bertetangga dengan bakteri dan ragi lainnya. Tinea versiclor atau lebih umum disebut panu adalah yang paling sering muncul, tentunya juga dengan dermatitis kulit kepala juga masalah ketombe. Fungi ini bisa jadi patogen yang menghalangi kinerja sistem imun yang dicurigai merupakan akar masalah dermatitis dan ketombe. Fungi ini paling mudah dicegah namun tetap saja paling mudah kembali menginfeksi lagi.(anonim 3,2014)
        Mempelajari entomologi dan mikologi sangat penting bagi tenaga kesehatan termasuk didalamnya farmasi. Karena dengan mempelajari tentang entomologi dan mikologi kita dapat melakukan pencegahan berikut pemilihan obat serta penanganan yang tepat terhadap orang yang terinfeksi oleh serangga dan jamur.

3.    METODE
1.    Alat
§  Mikroskop binokuler
§  Silet
§  Gelas benda + gelas penutup
§  Pipet tetes
§  Gelas beker 100 ml
2. Bahan
§  Preparat awetan dan insektarium
§  Tempe
§  Roti berjamur

CARA KERJA
          Pengamatan ciri morfologi preparat dibawah mikroskop, kemudian digambar dan diberi keterangan. Preparat mikologi dibuat dengan mengambil sebagian kecil dari lapisan permukaan tempe atau jamur roti dengan silet, kemudian di letakkan pada gelas benda ditetesi dengan akuades, ditutup dengan gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop. Hasil pengamatgan digambar dan diberi keterangan
4.    HASIL PENGAMATAN
Deskripsi Aedes aygepti
  Sebagai vektor penyakit Demam berdarah (DBD)
  Ada juga yang berperan sebagai vektor penyakit Cikungunya
  Telur soliter berbentuk lonjong dan terdapat anyaman seperti kasa
  Larva  mempunyai alat khusus yang disebut  pelana sebagian
  Pada bagian anal larva terdapat sex comb 1 baris
  Fase pupa mempunyai sirip sbg alat gerak
  Imago/ dewasa Aedes aegypty mempunyai lyre (2 garis putih) pada bagian thorax à ciri khusus
  Warna dari genus Aedes ditandai dengan corak hitam putih pada seluruh tubuhnya
Deskripsi Culex sp.
  Sebagi vektor Filariasis ( Kaki Gajah)
  Telur berkoloni berbentuk seperti rakit sehingga dapat mengapung di air
  Pada segmen anal dilengkapi dengan sirip dan 3 baris sex comb
  Terdapat rambut siphon pada salah satu sirip
  Pada  fase pupa bagian anal dilengkapi dengan pelana  yg menutup semua bagian sirip
  Ciri imago ; ujung abdomen tumpul, berwarna kuning
Deskripsi Anopheles sp.
  Sebagai Vektor penyakit Malaria
  Telur soliter berbentuk lonjong dan dilengkapi dengan plampung
  Posisi larva sejajar di permukaan air
  Pupa mempunyai tabung nafas yang pendek, dengan celah pada salah satu sisi
  Imago mempunyai warna pucat dengan ciri khusus menungging ketika mengambil darah.
Deskripsi Scarcoptes scabei
  Jantan lebih kecil dari betina
  Penyebab penyakit kudis
  Tubuh berbentuk oval dan pipih
  Pada stadium dewasa terdapat 4 pasng kaki ( 2 pasang kaki depan dan 2 pasang kaki blkng)
Sarcoptes betina meletakkan telurnya dengan membuat trowongan pada lapisan kulit ho
Deskripsi Cthenophides sp.
  Bentuk tubuh pipih latero-lateral
  Kaki belakang panjang à untuk meloncat
  Tubuh keras dan berwarna kecoklatan
  Dikenal sebagai kutu anjing dan kucing
  Dapat menimbulkan rasa gatal dan memerah pada kulit akibat gigitannya
Deskripsi Periplaneta Americana
   konidia adalah alat reproduksi seksual
  misellum adalah kumpulan dari hifa
  konidiofor adalah tangkai konidia yang berbentuk tabung.
  Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan.
  Reproduksi; secara vegetatif yaitu dengan pembentukan konidium dalam rantai konidiofor.
secara generatif dengan cara pembelahan spora di salam askus.
  Peranan à sbg penghasil antibiotik

5.    PEMBAHASAN
1.    Aedes aegypty
Morfologi
        Nyamuk Aedes merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis. Namanya diperoleh dari perkataan Yunani aēdēs, yang berarti "tidak menyenangkan", karena nyamuk ini menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning.Aedes yang berperan sebagai vector penyakit semuanya tergolong stegomya dengan ciri-ciri tubuh bercorak belang hitam putih pada dada, perut, tungkai. Corak ini merupakan sisi yang menempel di luar tubuh nyamuk. Corak putih pada dorsal dada (punggung) nyamuk berbentuk seperti siku yang berhadapan.
Siklus hidup
Gambar 1. Siklus hidup Aedes aegypty
      Aedes seperti juga serangga lainnya yang termasuk ordo diptera, mengalami metamorfosis lengkap. Stadium-stadiumnya terdiri dari telur, larva (Jentik), pupa (kepompong) dan nyamuk dewasa. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dari telur menjadi dewasa di laboratorium yang bersuhu 270C dankelembaban udaranya 80%, kurang lebih 10 hari. Waktu 10 hari tersebut juga diperkirakan untuk keperluan pertumbuhan Ae.aegypti dari telur sampai dewasadi alam bebas. Adapun stadium telur, larva, pupa sampai menjadi nyamuk dewasa adalah sebagai berikut : a. Telur Telur Aedes berukuran kecil (± 50 mikron), berwarna hitam, sepintas lalu, tampak bulat panjang dan berbentuk jorong (oval) menyerupai torpedo. dibawah mikroskop, pada dinding luar (exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garis-garis yang membentuk gambaran menyerupai sarang lebah. Di alam bebas telur nyamuk ini diletakan satu per satu menempel pada dinding wadah / tempat perindukan terlihat sedikit diatas permukaan air. Di dalam laboratorium, terlihat jelas telur telur ini diletakan menempel pada kertas saring yang tidak terendam air sampai batas setinggi 2-4 cm diatas permukaan air. Di dalam laboratorium telur menetas dalam waktu 1-2 hari, sedangkan di alam bebas untuk penetasan telur diperlukan waktu yang kurang lebih sama atau dapat lebih lama bergant tung pada keadaan yang mempengaruhi air di wadah/ tempat perindukan. Apabila wadah air yang berisi telur mengering, telur bisa tahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Ketika wadah air itu berisi air lagi dan menutupiseluruh bagian telur , telur itu akan menetas menjadi jentik. b. Larva Kris Cahyo Mulyatno ITD UA Kris Cahyo Mulyatno ITD UASetelah telur menetas tumbuh menjadi larva yang disebut larva stadium I (instar I). Kemudian larva stadium I ini melakukan 3 kali pengelupasan kulit (ecdysis atau moulting)., berturut-turut menjadi larva stadium 2,3 dan larva stadium 4. larva stadium akhir ini lalu melakukan pengelupasan kulit dan berubah bentuk menjadi stadium pupa. Larva stadium 4 berukuran 7 X 4 mm, mempunyai pelana yang terbuka , bulu sifon satu pasang dan gigi sisir yang berduri lateral. Dalam air di wadah, larva Aedes bergerak sangat lincah dan aktif,dengan memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar wadah secara berulang-ulang. Larva Ae.aegypti dapat hidup di wadah yangmengandung air ber pH 5,8 – 8,6. Jentik dalam kondisi yang sesuai akan berkembang dalam waktu 6-8 hari dan kemudian berubah menjadi pupa
c. Pupa Pupa nyamuk berbentuk seperti koma. Kepala dan dadanya bersatu dilengkapi sepasang terompet pernapasan. Stadium pupa ini adalah stadium tak makan. Jika terganggu dia akan bergerak naik turun di dalam wadah air. Dalam waktu lebih kurang dua hari, dari pupa akan muncul nyamuk dewasa. Jadi, total siklus dapat diselesaikan dalam waktu 9-12 hari.
d. Nyamuk dewasa Nyamuk setelah muncul dari kepompong akan mencari pasangan untuk mengadakan perkawinan. Setelah kawin, nyamuk siap mencari darah untuk perkembangan telur demi keturunannya. Nyamuk jantan setelah kawin akan istirahat, dia tidak menghisap darah tetapi cairan tumbuhan sedangkan nyamuk betina menggigit dan menghisap darah manusia.
Habitat
 Aedes aegypti Ae. aegypti merupakan spesies nyamuk yang hidup dan ditemukan di negara-negara yang terletak antara 350 Lintang Utara dan 350 Lintang Selatan pada temperatur udara paling rendah sekitar 100 C. Pada musim panas, spesies ini kadang-kadang ditemukan di daerah yang terletak sampai sekitar 450 Lintang Selatan. Selain itu ketahanan spesies ini juga tergantung pada ketinggian daerah yang bersangkutan dari permukaan laut. Biasanya spesies ini tidak ditemukan di daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut. Dengan ciri highly anthropophilic dan kebiasaan hidup di dekat manusia. Ae. Aegypti dewasa menyukai tempat gelap yang tersembunyi di dalam rumah sebagai tempat beristirahatnya, nyamuk ini merupakan vektor efisien bagi arbovirus. Ae.Aegypti juga mempunyai kebiasaan mencari makan (menggigit manusia untuk dihisap darahnya) sepanjang hari terutama antara jam 08.00-13.00 dan antara jam 15.00-17.00. Sebagai nyamuk domestik di daerah urban, nyamuk ini merupakan vektor utama (95%) bagi penyebaran penyakit DBD. Jarak terbangspontan nyamuk betina jenis ini terbatas sekitar 30-50 meter per hari. Jarak terbang jauh biasanya terjadi secara pasif melalui semua jenis kendaraan termasuk kereta api, kapal laut dan pesawat udara. Nyamuk Ae. aegypti hidup dan berkembang biak pada tempat – tempat penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah seperti bak mandi, te empayan,
kaleng bekas, tempat minum burung dan lain sebagainya.Umur
nyamuk Ae. aegypti berkisar 2 minggu sampai 3 bulan atau rata – rata
1,5 bulan tergantung dari suhu, kelembaban sekitarnya. Kepadatan
nyamuk akan meningkat pada waktu musim hujan dimana terdapat
genangan air bersih yang dapat menjadi tempat untuk berkembang biak. Selain nyamuk Ae. aegypti, penyakit demam berdarah juga dapat ditularkan oleh nyamuk Ae. albopictus.Tetapi peranan nyamuk ini dalam menyebarkan penyakit demam berdarah kurang jika dibandingkan nyamuk Ae. aegypti. Ae. aegypti suka beristirahat di tempat yang gelap, lembab, dan tersembunyi di dalam rumah atau bangunan termasuk di kamar tidur, kamar mandi, kamar kecil maupun dapur. Di dalam ruangan, nyamuk suka beristirahat pada benda – benda yang tergantung seperti pakaian, kelambu, gordyn di kamar yang gelap dan lembab. Pada umumnya Ae. aegypti lebih menyukai tempat perindukan berupa air bersih tetapi dari hasil studi oleh beberapa peneliti menguatkan bahwa telur nyamuk lebih banyak pada ovitrap dengan rendaman jerami dari pada dengan air bersih biasa. Penelitian Karen A Polson menyebutkan adanya perbedaan jumlah telur pada ovitrap menggunakan 10% air rendaman jerami dengan ovitrap yang menggunakan air biasa. Jumlah telur yang dihasilakan lebih banyak pada 10% air rendaman jerami dari pada menggunakan air biasa.
Penyakit yang ditularkan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak dan serta menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Penyakit ini ditularkan orang yang dalam darahnya terdapat virus Dengue. Orang ini biasanya menunjukan gejala sakit tetapi juga tidak sakit yaitu jika mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus Dengue. Jika orang digigit nyamuk Ae. aegypti maka virus akan masuk bersama darah yang dihisapnya. Di dalam tubuh nyamuk itu, virus Dengue akan berkembang biak dengan cara membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk. Dalam waktu satu minggu jumlahnya dapat mencapai puluhan atau bahkan ratusan ribu sehingga siap untuk ditularkan atau dipindahkan kepada orang lain. Selanjutnya pada waktu nyamuk menggigit orang lain, maka setelah alat tusuk nyamuk (proboscis) menemukan kapiler darah, sebelum darah orang tersebut dihisap terlebih dahulu dikeluarkan air liur dari kelenjar air liur nyamuk agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama dengan air liur nyamuk Ae. aegypti yang membawa virus Dengue itu akan terserang penyakit demam berdarah, orang yang mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus Dengue, tidak akan terserang penyakit ini, meskipun di dalam darahnya terdapat virus tersebut. Sebaliknya pada orang yang tidak mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus Dengue, dia akan sakit demam ringan bahkan sakit berat yaitu demam tinggi disertai perdarahan bahkan syok, tergantung dari tingkat kekebalan tubuh yang dimilikinya. Hingga sekarang telah dapat diisolasi 4 serotipe virus Dengue di Indonesia yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang paling banyak sebagai penyebab. Nimmannitya (1975) di Thailand melaporakan bahwa serotipe DEN-2 yang dominan sedangakan di Indonesia terutama oleh DEN-3 walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan dominasi oleh virus DEN-2.(anonim 4, 2015)
. Diagnosis
            Diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis). Kriteria klinis demam dengue adalah demam akut selama 2-7 hari ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis seperti nyeri kepala, nyeri retro-orbital, mialgia/artralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif), leukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan pasien demam dengue atau demam berdarah dengue yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
Kriteria Klinis:9,10
1.      Demam akut mendadak 2-7 hari, bersifat bifasik
2.      Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan :
-          Uji tourniket positif
-          Petekie, ekimosis, purpura
-          Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
-          Hematemesis dan melena
Kriteria Laboratoris:
-          Trombositopenia (100.000/ mm3 atau kurang)
-          Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma sebagai berikut:
·         Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
·         Penurunan hemtokrit >20% setelah mendapatkan terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
·         Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
            Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia atau peningkatan hematokrit, cukup untuk menegakkan diagnosis klinis demam berdarah dengue. Efusi pleura dan atau hipoalbumin, dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia, mendukung diagnosa demam berdarah dengue.5
WHO (2004) membagi demam berdarah dengue menjadi 4 derajat berdasarkan tingkat keparahan, yaitu 5
•      Derajat 1: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet.
•      Derajat 2:  Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.
•      Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab, tampak gelisah.
•      Derajat 4:  Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. 

2.    Anopheles sp
Morfologi .
    Nyamuk Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit Malaria. Nyamuk Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki panjang dan memiliki sayap yang bersisik.
Siklus hidup

Gambar 2.siklus Anopheles sp.
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage/fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misal : suhu, adanya zat kimia/biologisdi tempat hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah
 a. Telur Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu)
 b. Larva Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme lainnyayang terdapat dipermukaan
 c. Pupa(kepompong) Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa. d.Dewasa Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk membantu pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri khas dari nyamuk anopheles adalah pada saat posisi istirahat menungging.
Habitat
Anopheles sp mempunyai habitat pada tempat-tempat air yang tidak mengalir, air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah, di air payau, di tempat yang terlindung matahari dan ada juga yang mendapat sinar matahri langsung.
Penyakit yang disebarkan
Nyamuk Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Penularan malaria secara ilmiah berlangsung melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Hanya spesies nyamuk Anopheles tertentu yang mampu menularkan penyakit malaria dan spesies tersebut disebut sebagai vektor. Lebih dari 400 spesies Anopheles didunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor malaria. Malaria merupakan penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali. Sampai sekarang dikenal 4 jenis plasmodium, yaitu : 1. plasmodium falciparum sebagai penyebab Malaria Tropika. 2. plasmodium vivaks sebagai penyebab penyakit Malaria Tertiana. 3. plasmodium malariae sebagai penyebab penyakit Malaria Quartana. 4. plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit Malaria yang hampir serupa dengan Malaria Tertiana. Dalam daur hidupnya Plasmodium mempunyai 2 hospes, yaitu vertebrata dan nyamuk. Siklus aseksual didalam hospes vertebrata dikenal sebagai skizogoni dan siklus seksual yang terbentuk sporozoit disebut sebut sebagai sporogoni.
Gejala malaria:
          Trias malaria : demam, menggigil, berkeringat
           Sakit kepala, mual-muntah, diare, nyeri otot, pegal
           Riwayat bepergian dan bermalam dalam 1-4 minggu di daerah malaria
           Tinggal/berdomisili di daerah endemis malaria
           Pernah menderita malaria
           Riwayat mendapat transfusi darah
           Pemeriksaan fisik :
  Suhu 37,5-40oC, anemia, splenomegali, hepatomegali,
  penurunan kesadaran
diagnosis
1.   Dengan mikroskop cahaya
      a. Pemeriksaan hapus darah tebal
      b. Pemeriksaan hapus darah tipis
2. ICT (Immuno Chromatographic Test)
3. PCR
Pengobatan
Klasifikasi Biologi Obat Malaria
1.   Skizontisida jaringan primer:
      Proguanil, pirimetamin
2.   Skizontosida jaringan sekunder:
      Primakuin
3.   Skizontisida darah:
      Kuinin, klorokuin, amodiakuin

3.    Sarcopites scabeii
                 Morfologi
          Secara morfologik merupakan tungau kecil, Badannya transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya rata, dan tidak bermata. Ukurannya,yang  betina antara 300-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang  jantan, antara 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

                  Daur Hidup
                 
 Gambar 3. Siklus hidup Sarcopites scabeii
       Setelah kopulasi yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari di dalam terowongan yang di gali oleh tungau betina, tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dan dapat tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari.
daur hidup Sarcoptes scabiei dari telur hingga dewasa berlangsung selama satu bulan. Sarcoptes scabei memiliki empat fase kehidupan yaitu telur, larva, nimfa dan dewasa. Berikut ini siklus hidup Sarcoptes scabiei :

1.      Betina bertelur pada interval 2-3 hari setelah menembus kulit .
2.      Telur berbentuk oval dengan panjang 0,1-0,15 mm
3.      Masa inkubasi selama 3-8 hari. Setelah telur menetas, terbentuk larva yang kemudian bermigrasi ke stratum korneum untuk membuat lubang molting pouches. Stadium larva memiliki 3 pasang kaki.
4.      Stadium larva terjadi selama 2-3 hari. Setelah stadium larva berakhir, terbentuklah nimfa yang memiliki 4 pasang kaki.
5.      Bentuk ini berubah menjadi nimfa yang lebih besar sebelum berubah menjadi dewasa. Larva dan nimfa banyak ditemukan dimolting pouches atau di folikel rambut dan bentuknya seperti tungau dewasa tapi ukurannya lebih kecil.
6.      Tungau betina memperluas molting pouches untuk menyimpan telurnya. Tungau betina mempenetrasi kulit dan menghabiskan waktu sekitar 2 bulan di lubang pada permukaan.

 Epidemiologi Scabies
      Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Di beberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6% – 27% populasi umum, dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja.
      Skabies merupakan penyakit endemik pada banyak masyarakat. Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia. Penyakit scabies banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, insidennya sama terjadi pada pria dan wanita. Insiden skabies di negara berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat ini belum dapat dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemik dan permulaan epidemik berikutnya kurang lebih 10 – 15 tahun (Harahap, 2000).
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan Seksual). (Haandoko, R, 2001).

                  Hospes
         Sarcoptes scabiei hidup dengan menjadikan manusiasebagai inangnya dan bersifat menular, Penularannya  melalui kontak langung atau tidak langsung.

Nama Penyakit
Skabies
       Skabies adalah penyakit kulit yang berisifat menular yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi terhadap tungau sarcoptes scabiei varietas hominis. Di indonesia skabies di kenal dengan nama kudik, kudis dan penyakit amper
Cara Penularan Scabies
Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, adapun cara penularanya adalah :
1)      Kontak langsung (kulit dengan kulit)
Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang dewasa hubungan seksual merupakan cara tersering, sedangkan pada anak-anak penularan didapat dari orang tua atau temannya.
2)      Kontak tak langsung (melalui benda)
Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa sumber penularan utama adalah selimut, pakaian dalam bagi penderita perempuan. Skabies Norwegia, merupakan sumber utama terjadinya wabah skabies pada rumah sakit, panti jompo, pemondokan/asrama dan rumah sakit jiwa karena banyak mengandung tungau.

 Cara Pencegahan Scabies
Untuk melakukan pencegahan terhadap penularan scabies, orang-orang yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan topikal skabisid. Terapi pencegahan ini harus diberikan untuk mencegah penyebaran scabies karena seseorang mungkin saja telah mengandung tungau scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.
Selain itu, Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :
1)       Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun
2)       Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu
3)       Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
4)       Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
5)       Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai terinfeksi tungau skabies.
6)       Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup. Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit. Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan penderita, mengingat parasit mudah menular pada kulit. Walaupun penyakit ini hanya merupakan penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.

 Diagnosis.
Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar:
1.    Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm dan pada ujungnya tampak vesikula, papula atau pustula.
2.    Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar umbilicusabdomen bagian bawah, genitalia eksternapria.Pada oaring dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderitaimunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh permukaan kulit.
3.    Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang efektif.
4.    Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperature tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat.
 Diferensial Diagnosis.
Diagnosis bandingnya adalah
1. Prurigo, biasanya berupa papel-papel yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas.
2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria papuler.
3. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang eritem.
 Terapi.
Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu:
1.    Permetrin.
1.    Malation..
1.    Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).
1.    Sulfur.
1.    Monosulfiran.
1.    Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan)..
1.    Krotamiton 10 %.

5.Periplaneta Americana
Morfologi
Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum,dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua.
Kecoa memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu kepala (caput), thorax (dada) dan abdomen (perut). Pada segmen thoraxterdapat 3 pasang kaki dengan type alat kaki cursorial artinya memiliki ukuran dan bentuk yang sama dimana type alat kaki ini berfungsi untuk berlari. Tipe alat mulut kecoa adalah menggigit mengunyah.
Di Indonesia terdapat 2 spesies kecoa, yaitu Blatella germanica (Kecoa Jerman) dan Periplaneta americana(KecoaAmerika). Kecoa Jerman memiliki ciri-ciri panjang tubuhnya berkisar antara 12 – 15 mm, warnanya kuning kecoklatan dengandua garis gelap pada bagian pro-thorax, panjang sayap sama dengan panjang tubuh dan menutupi tubuhnya.
Kecoa Amerika Periplaneta Americana memiliki ciri-ciri panjang tubuhnya 28 - 44 mm, warnanya merah kecoklatan, pada kecoa jantan sayap lebih panjang dibandingkan tubuhnya dan pada serangga betina sayap menutupi bagian abdomennya.
Kecoa memiliki siklus hidup paurometabola yaitu melalui fase telur – nimfa – imago. Pada fase nympa terjadi pergantian kulit (moulting). Kecoa Jerman mengalami pergantian kulit sebanyak 5 – 7 kali dan periode nimfa berlangsungselama 1,5 – 6 bulan.
Seperti halnya kecoa Jerman Blatella germanica, kecoa Amerika Periplaneta Americana memiliki periode nymfa dan pada fase tersebut terjadi moulting (pergantian kulit). Kecoa Amerika P americana mengalami moulting sebanyak 7 – 13 kalidan periode nimfa berlangsung selama 5 – 15 bulan.







Daur Hidup
Gambar 4. Siklus hidup Periplaneta Americana
             Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf perkembangan.
Telur kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau “Ootheca”. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda menurut spesiesnya.
Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat, Nimfa tersebut berkembang melalui sederetan instar dengan beberapa kali berganti kutikula sehingga mencapai stadium dewasa. Periplanetta americana Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana yang dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantanmaupun betinanya.
Habitat
Habitat kecoa (resting dan breeding place) adalah tempat-tempat yang lembab, hangat, dan gelap. Termpat tempattersebut dapat berupa celah-celah disekitar tempat pembuangan air di dapur, tempat pembuangan sampah, gudang makanan,lemari makanan, toilet, dan septic tank.
Kecoa Jerman Blatella germanica dapat ditemukan di dapur, tempat pencucian, pabrik pengolahan makanan, kecoa inimenyukai tempat-tempat yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi.
Kecoa Amerika Periplaneta Americana pada prinsipnya hampir sama dengan kecoa jerman yaitu menghendaki tempat-tempat yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi. Pada prinsipnya kecoa amerika dapat ditemukan di dalam bangunan, basement, saluran air, dan pipa-pipa.
Penanggulangan
Kecoak adalah binatang malam hari (pada siang hari binatang ini bersembunyi) danmalam hari dia keluar mencari makanan. Dalam penanggulangan kecoak bisadilaksanakan secara fisik/ mekanik, kimia, dan biologis. Hanya saja dalam kehidupan sehari-hari cara penanggulangan yang biasa dilakukan adalah dengan zat kimia atausecara fisik/mekanik.
 Bisa juga dengan menggunakan perangkap “Mangkuk”. Apabila kita makan sesuatudengan mangkuk, mie misalnya, bekas lemak dalam mangkuk itu jangan dibersihkandulu, tapi diberi air biasa separoh mangkuk.. kemudian taruh saja di tempat yangdisukai kecoak.. kecoak akan masuk ke dalam mangkuk untuk makan, dia akantercebur dalam kolam nikmat itu, tetapi karena mangkuk itu cukup curam untuk dipanjat kecoak, dia akan mati di dalamnya itu karena kepalanya agak menghadap ke bawah sehingga kepalanya terendam air dan tidak bisa bernafas(anonim 5, 2013)
                                            
5.Rhizopus sp.
                 morfologi dan struktur tubuh
Terdiri dari benang-benang hifa yang bercabang dan berjalinan membentuk miselium
Hifa tak bersekat (bersifat senositik) 
Septa atau sekat antar hifa hanya ditemukan pada saat sel reproduksi terbentuk 
Dinding selnya tersusun dari kitin 
 Rhizopus sp.mempunyai tiga tipe hifa, 
Stolon; hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat(misalnya roti) 
Rhizoid; hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkaruntuk menyerap makanan. 
Sporangiopor; hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat danmemiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) diujungnya
Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu.
Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan
Siklus
Gambar 5. Siklus hidup Rhizopus sp.
Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalamkelompok (hingga 5 sporangiofora).
Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengansporangiofora.
Sporangia berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak
Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar.
Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.(nurhidayat,2006)
Habitat
Rhizopus sp.  Hidup ditempat yang lembab dan basah, habitatnya dimakanan dan buah-buahan, seperti tomat, roti dan kacang-kacangan (Cambell,2013)
reproduksi
        Rhizopus Sp. dapat menghasilkan spora seksual dan aseksual. Sporaaseksualnya sering disebut sporangiophore dan dihasilkan di dekat sporangium.Secara genetik, sifat spora ini identik dengan induknya. PadaRhizopus, sporangiumdidukung oleh sebuah kolumela yang besar. Rhizospora yang berwarna gelapdihasilkan saat terjadi fusi antara dua miselia yang sesuai. Fusi ini terjadi saatberlangsungnya reproduksi seksual. Keturunan yang dihasilkan melalui reproduksiseksual dapat memiliki perbedaan sifat dari induknya secara genetik. Bagian tubuhRhizopus oryzae seperti sporangium yang mengandung spora, sporangiophore atautangkai spora, kolumela, stolon, dan rhizoid.
Penyakit .
             Beberapa spesies Rhizopus dapat merugikan manusia karena menyebabkan zygomiosis yang berakibat fatal bagi kehidupan. Hal ini disebabkanRhizopus mempunyai pertumbuhan yang teratur dan dapat hidup pada suhu yang relatif tinggi. Beberapa jenis termasuk patogen pada tumbuhan.Rhizopusdimanfaatkan dalam pembuatan tempe dari kacang kedelai dan minuman beralkohol.
   SecaraumumcirikhasgenusAspergillus khususnya Aspergillus nigeradalah memiliki sebuah bentuk sel yang disebut sel kaki. Selain itu,Aspergillusmemiliki falida, metula, conidia, dan konidiofora atau tangkai konidia. Monilia sitophila atau dikenal juga sebagai Neurospora dicirikan dengan adanya bentuk semacam rantai, merupakan deretan spora yang berwarna terang.(syaddat,2012) 

6.    SIMPULAN
         Preparat yang dibuat dan diamati adalah jamur pada temped an pada roti basi yaitu Rhizopus sp., sedangkan untuk preparat lainnya yaitu nyamuk Aedes, Anhopeles, Sarcoptes scabeii dan Periplaneta Americana  diamati secara langsung menggunakan preparat instan. Hasilnya diketahui bahwa serangga yang diamati adalah vektor bagi beberapa penyakit pada manusia, seperti penyebab DBD, malaria dan scabies. Sedangkan jenis jamur pada tempe justru merupakan jenis jamur yang sangat bermanfaat bagi manusia, sedangkan jamur pada roti merupakan jamur yang merugikan (pathogen).
7.    DAFTAR PUSTAKA

·         andi.2013.laporan praktikum entomologi.
http://andizone. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-entomologi.html. diakses pada tanggal 15 mei 2015 (pada pukul 19:46)
·         yandanriel.2011.laporan praktikum mikologi.
http://yandrieldriadi.blogspot.com/2011/04/laporan-mikologi.html. diakses pada tanggal 15mei 2015 (pada pukul 19:50)
·         anonim 1.2012.antropoda dan cirri-cirinya.
·         metana.2013.antropoda yang menjadi vector.
http://metana3.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-vektor-penyakit.html. diakses pada 15 mei 2015 (pada pukul 20:10)
·         anonim 2.2008.pengertian insekta.
http://accelinaction-insekta.blogspot.com/. Diakses pada 15 mei 2015 (pada pukul 20:17)
·         anonim 3.2014. jamur penyebab penyakit pada manusia.
·         anonim 4.2015. morfologi dan habitat aedes aegypty.
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Aedes.pdf. diakses pada 15 mei 2015 (pada pukul 21:15)
·         anonim 5. 2013. Morfologi kecoa.
·         Cambell, neil A.. 2003.biologi jilid 2.jakarta : erlangga.
·         Nurhidayat dan dkk, 2006. mikrobiologi industry. Yogyakarta :andi
·         Syaddat, ausi.2012.morfologi jamur.

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkunjung